Menyambut Ekonomi Ramadan
"Kalau Iis, mungkin sejak kecil, beli baju baru bisa kapan saja. Diluar sana, banyak yang harus nunggu lebaran dulu supaya punya baju baru. Ya, kayak saya, baru beli baju, celana, sarung, kopiah, ya nunggu lebaran dulu.....?
PERCAKAPAN kami pun menjadi hening. Saya sudah tak berhasrat meanjutkan obrolan ketika kalimat-kalimat tersebut terucap dari bibir suami. Ada situasi yang baru dapat dipahami ketika diam yang bekerja. Mengkritisi, tetap juga harus mau mengerti. Jangan menggeneralisasi. Mungkin itulah pesan tersirat yang ingin disampaikan suami beberapa tahun lalu ketika saya menanyakan mengapa ia setiap kali lebaran harus membeli pakaian baru.


