Senin, 11 September 2017

Termable, Sterilisasi Alat Medis Portabel Ala Mahasiswa FKG Unej

Ide Seminggu, Diyakini Lebih Praktif dan Murah


   Termable (Sterilization Machine Portabel) adalah alat sterilisasi untuk dunia medis. Bentuknya lebih praktis dan mudah dibawa keman-mana. Diyakini, alat yang diciptakan tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi ini harganya juga lebih murah dengan menggunakan teknologi nano.
                                                                                  
RANGGA MAHARDIKA,Jember
                                                                                  




JUARA NASIONAL : Berkat temuan alat sterilisasi baru,
tiga mahasiswa FKG Unej juara dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah
(LKTI) Nasional Lecron 2017, di Universitas Andalas,
awal April 2017 lalu.
   ALAT sterilisasi untuk sejumlah alat medis selama ini dikenal kurang praktis dan hanya bisa dilakukan di satu titik saja. Biasanya, untuk melakukan sterilisasi satu alat medis membutuhkan sejumlah langkah yaang harus dilakukan. Sehingga cukup memakan waktu.
   Belum lagi ditambah dengan banyaknya penyakit di Indonesia yang mendasari kami ingin menciptakan alat untuk menyelesaikan masalah sterilisasi alat medis di Indonesia," tutur Widy Jatmiko, mahasiswa angkatan tahun 2015 Fakultas Kodekteran Gigi Unej.
   Widy bersama dengan Moch.Bahrul Ulum dan M. Idris Kamali kemudian mencoba mencari literasi untuk sterilisasi ini. Di mana biasanya kebanyakan menggunakan cairan yang dianggap kurang praktis."Dari hasil penelusuran literasi ini, kami menemukan cara agar sterilisasi bisa dilakukan oleh satu cara saja. Tidak perlu banyak langkah. Dengan nano teknologi," jelasnya.

                   Ide Akan Segera Dipatenkan

   Nano teknologi inilah yang kemudian menjadi dasar untuk bisa melakukan sterilisasi semua alat medis yang ada. Mereka pun kemudian menemukan alat sterilisasi dengan nama Termabel (Strilization Machine Portable). Yakni alat sterilisasi yang bisa dibawa kemana-mana dengan teknologi nano ZnO doping Co sebagai inovasi terbarukan untuk mengendalikan infeksi nosokomial."Jadi alat ini efektif untuk mensterilisasi virus, bakteri, jamur dan mikro organisme lainnya," ucapnya.
   Sistemnya juga cukup sederhana. Nano teknologi ini hanya disemprotkan di dinding alat sterilisasi. Nano ini akan aktif jika ada inisiasi cahaya ultraviolet dengan proses fotolisis.
   "Nano inilah yang kemudian akan mematikan mikro organisme yang ada d alat tersebut sehingga bisa steril," imbuh Idris, mahasiswa lainnya. Dan ini bisa dilakukan di semua alat medis yang ada.
   Di mana alat sterilisasi yang ada sebelumnya harus dilakukan bertahap untuk masing-masing mikro organise. Kalau dengan alat ini, semua bisa dilakukan sterilisasi. Tinggal waktu saja yang membedakan proses sterilisasinya.
   Selain itu, bentuknya yang hanya sebesar 50 centimeter kubus ini cukup praktis dan bisa dibawa kemana-mana. Termasuk jika tidak ada listrik sekalipun untuk mengaktifkannya."Karena memang ide dasarnya nano teknologi. Sehingga nano teknologi bisa diaktifkan dengan menggunakan tenaga solar cell atau naga surya.
   Terkait dengan waktu munculnya ide hingga membuat inovasi ini, ternyata dilakukan dengan cukup singkat."Dadakan malah, paling semingguan sudah jadi idenya," ucapnnya. Meskipun mengonsepnya hanya seminggu, tetapi alat ini sudah mendapatkan pengakuan di tingkat nasional.
   Di mana saat Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Nasional Lacron 2017 di Universitas Andalas, Padang pada 2 April 2017 lalu. Karya inovatif ini malah mendapatkan juara pertama tingkat nasional yang mengharumkan nama Jember di dunia kesehatan nasional. Sehingga ide inilah yang sudah diakui di tingkat nasioanl.
   Idris menjelaskan, ide ini akan segera dipatenkan. Tetapi memang untuk membuat alatnya bukan hanya sekadar ide membutuhkan waktu dan bantuan dari pihak lain. Pihaknya tidak bisa membuat sendiri nano teknologi ini. Sehingga waktu dekat pihaknya tengah bekerja sama untuk menciptakan nano teknologi dengan menggandengkan mahasiswa dari fisika atau teknik.
   "Untuk membuat nano teknologi membutuhkan waktu lumayan, sekitar empat bulan," jelasnya. Pihaknya memprediksi untuk mebuat alat tersebut membutuhkan biaya sekitar Rp 3 juta. Jika sudah jadi, akan bisa menjadi prototipe dan dikembangkan untuk sterilisasi alat medis yang mudah dan murah.
   "Masih menunggu dari Dikti atau dari sponsor untuk merealisasikan alatnya," tegasnya. Namun, paling tidak ini menjadi terobosan bagi dunia kesehatan di Indonesia. Apalagi, alat ini nantinya bisa diterapkan ke seluruh pelayanan medis diseluruh Indonesia, termasuk di wilayah terpencil sekalipun. Termasuk juga bisa dibawa ke lokasi bencana. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat indonesia.(c1/hdi)
Sumber: Jawa Pos Radar Jember Kamis, 27 April 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar