Selasa, 12 September 2017

Buka Puasa bersama Kepala UPBJJ UT Jember

Jauh dari Keluarga, Pilih Ajak Teman-Teman 


   Meskipun jauh dari suami dan putri tunggalnya, Kepala UPBJJ UT Jember Dr Hj Suparti Mpd tak lantas mengeluh dalam menjalankan ibadah puasa. Jika sudah rindu, saluran komunikasilah obatnya. Dan agar tak kesepian, wanita berhijab ini mengundang rekan sejawat serta stafnya untuk buka puasa bersama.
                                                                    
LINTANG ANIS BENA K, Jember
                                                                    


BARENG TEMAN: Kepala UPBJJ UT Jember Dr Hj Suparti MPd (duduk, dua dari kiri) sengaja
mengundang rekan-rekan sejawatnya yang tergabung dalam Ikatan Alumni Universitas
Negeri Surabaya (IKA UNESA) asal Jember untuk berbuka puasa bersama.
   SEJAK didapuk menjabat sebagai kepala UPBJJ Universitas Terbuka Jember, Suparti harus rela hijrah ke Jember, meninggalkan suami dan anak semata wayangnya di Surabaya.
   Jarak Jember-Surabaya memang tak terlampau jauh, bisa ditempuh dengan waktu empat hingga lima jam. Namun jarak tersebut tentu menjadi kendala utamanya bagi usianya yang sudah tidak muda lagi.
   Untuk menyiasati, usai perjalanan dari Arab Saudi pada awal Mei lalu, Suparti memutuskan pulang ke Surabaya demi menikmati sahur dan buka puasa pertama bersama suami, anak, dan adiknya agar suasana rumahnya semakin ramai

                          Kangen, Komunikasi lewat WA dan Medsos

   Baru setelah puasa hari kedua, wanita kelahiran 15 Juni 1961 ini kembali melaksanakan tugasnya di Jember.
   Hari-hari di bulan Ramadan dijalani dengan santai dan enjoy. ini sudah dia lakukan semenjak menjabat pada 2011."Ya memang harus dijalani karena sudah kewajiban. Tapi saya sama sekali tidak merasa nelongso atau mengeluh, saya jalani dengan enjoy," tuturnya.
   Kalaupun harus menjalani ibadah puasa sendirian, Suparti mencari cara agar tidak merasa kesepian. Salah satunya dengan berbuka puasa bersama stafUPBJJ Universitas Terbuka Jember."Tentunya yang masih piket atau yang masih belum berkeluarga. Kalau yang sudah berkeluarga ya saya suruh buka puasa sama keluarganya," selorohnya.
   Di kampus, biasanya Suparti berbuka puasa dengan staf yang piket. Setiap hari sekitar delapan sampai sepuluh orang."Di hari-hari biasa pun, sebelum puasa, saya selalu pulang ke kos-kosan paling cepat setelah Magrib. Untungnya ada sopir yang selalu mengantar kemana-mana. Terus di bulan puasa, ada juga sopir dan staf front desk serta satpam yang piket, akhirnya buka puasa sama-sama mereka," tuturnya.
   Kebetulan, kata dia, ada salah satu cleaning service yang piawai dalam hal memasak berbagai hidangan. Jadilah Suparti membebaskan dirinya untuk berkreasi membuat menu buka puasa, untuk kemudian dinikmati bersama-sama."Saya kasik anggaran, terserah mau masak apa, nantik kita makan bareng-bareng," imbuhnya.
   Tak hanya dengan staf, sesekali Suparti juga mengajak rekan-rekannya yang lain. Seperti pada awal pekan lalu, dia mengajak teman-teman sesama alumni Universitas Negeri Surabaya yang berasal dari Jember untuk datang ke UT. Jadilah suasana petang itu semakin ramai.
   Sebisa mungkin, Suparti selalu turun untuk menikmati berbuka puasa dengan stafnya. Tetapi apabila masih dihadapkan dengan tumpukan pekerjaan, dia tetap menyempatkan turun dari ruangan di lantai dua meskipun sejenak."Kalau pas sibuk, saya turun sebentar untuk salat Magrib berjamaah, lalu naik lagi. Makanannya saya bawa ke atas," imbuhnya.
   Dirinya memang mengedepankan kerja tim dan menganggap seluruh staf sebagai keluarga. Sebagai seorang pemimpin, Suparti selalu mengajak seluruh karyawan untuk terlibat dalam setiap pengambilan keputusan. Tak hanya itu, dia juga tidak ragu srawung dengan karyawan dalam kondisi apa pun."Sehingga kekeluargaan terbentuk," tegasnya.
   Bagaimana dengan keluarganya? Jika memang ada waktu yang cukup panjang, ibu dari satu orang putri ini tetap berupaya untuk pulang ke Surabaya. Tetapi jika masih didera kesibukan, jaringan komunikasilah yang menjadi pengobat rindu.
   "Misalnya lewat WhatsApp, saya tanya ke anak dan suami saya, masak apa hari ini. Nanti saling berkirim foto. Selain itu juga lewat media sosial. Saya bisa tahu kondisi keluarga, misalnya ada yang sakit, jadi bisa segera saya telepon," ujarnya.
   Walaupun tinggal sendirian dan jauh dari keluarga, Suparti bersyukur Allah masih memberi kesehatan yang luar biasa meski memiliki banyak kegiatan. Salah satu kiat adalah mengonsumsi vitamin dan tarapi air putih. Dia juga tak pernah mengonsumsi makanan berlebihan."Pokoknya kalau itu makanan sehat, ya saya makan," ujarnya sembari tertawa.(c1/hdi)
Sumber: Jawa Pos Radar Jember, 09 Juni 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar