Selasa, 12 September 2017

Melihat Manfaat Jembatan Baru Hasil Gotong-royong Warga dan TNI

Penduduk Tak Lagi Tersolasi karena Keterbatasan Sarana Transportasi

   Warga Dusun Karanganom, Desa Karangbayat, Kecamatan Sumberbaru, bergotong-royong membangun jembatan bersama TNI. Bahkan, mereka juga melakukan pengerasan jalan rusak. Sekarang, masyarakat bisa keluar masuk dusun dengan tenang.
                                                                     
                       BAGUS SUPRIADI,Jember
                                                                     

HARAPAN BARU : Jembatan yang dibangun TNI dan masyarakat
dengan cara bergotong royong itu membuat warga Dusun Karanganom,
di Sumberbaru, tak lagi terisolasi.
   JUMAT (28/4)pagi, Lutfia Ulfa mengantarkan anaknya ke Taman Kanak-kanak (TK) di Desa Karangbayat. Dia berjalan kaki melewati jembatan baru sambil menggenggam tangan buah hatinya. Di belakang, Samsul juga membawa putranya menaiki sepeda untuk sekolah. Mereka tampak lebih bersemangat dibanding sebulan sebelumnya.
   "Sekarang sudah ada jembatan baru, bisa dilewati pakai sepeda dan tidak berbahaya," kata Lutfia, ceria. Jembatan baru itu merupakan karya tentara dan warga dari progam TNI Manunggal Masuk desa (TMMD) ke-98 di Desa Karangbayat.
   Jembatan baru itu diberi nama oleh warga Dusun Karanganom dengan nama jembatan Curah Manis. Sebab, warga sudah merasakan manfaatnya. Apalagi itu merupakan satu-satunya jembatan yang menghubungkan Dusun Karanganom dengan Desa Karangbayat."Sudah tak terhitung, berapa tahun kami tidak punya jembatan," ucap Sumana, ketua RT 03 Dusun Karanganom ketika sedang ikut membersihkan jembatan.

                           Libatkan Instansi Lain untuk Bikin Jembatan

   Sumana menceritakan kondisi jembatan sebelum TMMD masuk hanya dari bambu (gedek) yang sudah mulai rapuh. Jembatan itu digunakan oleh 13 Kepala Keluarga (KK) untuk berbagai kepentingan. Mulai dari mengantar anak sekolah, membawa hasil panen, pergi ke pasar serta keperluan apa pun yang mengharuskan keluar dusun.
   Ketika turun hujan, jembatan nyaris tak bisa dilewati karena air cukup tinggi. Warga tak berani mengambil risiko yang membahayakan keselamatan mereka. Sehingga terpaksa tidak keluar rumah, bahkan anak-anak tidak sekolah."Setiap turun hujan, jembatan harus diperbaiki karena rusak," imbuh Alimo, warga yang tinggal di daerah tersebut.
   Tak tahan dengan kondisi yang terisolasi itu, tujuh KK pindah tanah di Desa Karangbayat membangun rumah di luar Dusun Karanganom meskipun sederhana. Sebab, mereka memiliki aktivitas yang mengharuskan keluar dusun setiap hari.
   Cukup lama warga Dusun Karanganom tinggal dengan sarana transportasi yang terbatas. Selain jembatan rapuh, jalan terjal dan mendaki penuh berbatuan harus dilewati. Sepintas, tak ada yang ingin datang melewati jalur tersebut, apalagi saat hujan.
   Hingga 4 april 2017 lalu, angin segar datang dari TNI. Mereka membawa secercah harapan bagi warga Dusun Karanganom. Karena saat itu para tentara itu mengajak warga bergotong-royong untuk membangun jembatan impian. Mendapat tawaran itu, warga langsung semangat.
   Ada empat Tni diantara 125 orang yang ikut membangun jembatan. Kemudian warga sekitar juga turun langsung membangun jembatan kebanggaan mereka. Tak butuh waktu lama, jembatan baru berukuran 3 kali 6 meter selesai hanya dalam waktu sekitar 20 hari."Kami bergotong-royong dengan warga hingga cepat selesai," ucap Serda M. Hari Syamsudin, anggota Kodim 0824 Jember yang ikut terjun dalam pembangunan jembatan.
   Selain jembatan, warga dan TNI juga melakukan pengerasan jalan sekitar 150 meter. Sebab, jalan setelah jembatan sangat rusak, yakni jalan tanjakan yang berbatu tajam. Sehingga akses sarana transportasi warga lebih mudah untuk beraktivitas.
   Keberadaan jembatan itu membuat warga merasa tenang. Mereka tak lagi takut menyeberang, membawa anaknya ke sekolah, pergi ke pasar, mengangkut hasil panen dan lainnya."Bahkan warga tujuh KK yang pindah sudah ingin kembali lagi ke sini," imbuh Sumana.
   Baginya, kehadiran TNI bukan hanya membangun jembatan baru. Tetapi juga membangun warga Dusun Karanganom dari ketertinggalan, keterasingan serta keterbatasan. Karena banyak anak-anak yang harus sekolah setiap hari agar menjadi generasi yang maju."Perekonomian bisa semakin lancar," ujarnya.
   Sementara Komandan Kompi TMMD 89 Kapten (ARM) Moch Ismuni menambahkan, jembatan baru itu sudah bisa digunakan oleh warga, mereka bisa digunakan oleh warga, mereka bisa ke sawah atau kebun dengan nyaman."Dulu ketika membawa panennya, dipanggul karena kendaraan tidak bisa. Sekarang mereka bisa merasakan manfaatnya," jelas perwira pertama kelahiran Banyuwangi tersebut.
   "Selain jembatan di Dusun Karangaom, kami juga mendorong pembangunan jembatan sepanjang 20 meter di Dusun Congapan," akunya. Namun, yang membangun adalah swadaya masyarakat sendiri. Sebab mereka sangat membutuhkan.
   Yang jelas, sekarang warga Dusun Karanganom sudah tidak terisolasi lagi. Mereka bisa menjalani rutinitas kegiatan seperti warga lainnya di Desa Karangbayat. Setiap hari, wajah ceria penduduk selalu terpancar dari raut mukanya.
   Untuk diketahui, kegiatan TMMD ke-98 juga melibatkan berbagai instansi lain, mulai dari Polri, pemda, ormas dan mahasiswa. Selain pembangunan jembatan, juga ada perbaikan drainase, pembuatan lima unit MKC, renovasi dua musala, plesterisasi 20 unit rumah serta pembuatan 20jamban keluarga dan pengerasan jalan. Selain itu, juga kegiatan nonfisik berupa pemberantas buta aksara, pengobatan gratis, penyuluhan wawasan  kebangsaan, bahaya terorisme, penyuluhan pertanian pertanian dan lainnya.(gus/c1/hdi)
Sumber: Jawa Pos Radar Jember Selasa, 02 Mei 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar