Kamis, 07 September 2017

Buka Bersama Ala dr Suratini MMRS, Direktur Rumah Sakit Jember Klinik

Kerap Diundang Berbagai Kegiatan, Ngabuburit Belajar Musik

   Sebelum waktu puasa tiba, dr Suratini sudah menanti datangnya bulan mulai tersebut. Dia ingin melakukan amal baik secara total saat puasa. Tak hanya ritual, tetapi juga kegiatan sosial.
                                                                     
BAGUS SUPRADI, Jember
                                                                     

 ALA PESANTREN: dr Suratini (baju dan kerudung biru
berbuka puasa layaknya santri, yakni makan ramai-ramai
di atas plastik.
   MENJALANI ibadah puasa sudah dinanti oleh dr Suratini jauh sebelum Ramadan tiba. Sebab, ada hal yang istimewa melewati waktu di bulan mulia tersebut. terutama dalam meningkat ibadah. Selain itu, pahala amalnya juga berlipat-lipat.
   Tak heran, direktur RS Jember Klinik itu tak ingin menghabiskan waktunya dengan kegiatan yang tidak bermanfaat. Banyak kegiatan yang dilakukannya, salah satunya adalah bka bersama dengan para tokoh dan karyawan.
   Seperti yang dilakukannya pada Rabu (7/6) lalu, dia melakukan aksi sosial sunatan masal dan pengobatan gratis di Kecamatan Tempurejo bersama lembaga lain. Sehingga, perempuan kelahiran Kabumen, 4 Mei 1965 tersebut berbuka puasa di sana.
   Sehari sebelumnya, alumnus Fakultas Kedoktern UGM tersebut jga berbuka puasa di kampung Ramadan Masjid Alghofilin Talangsari. Dia berbuka puasa layaknya santri, yakni makan ramai-ramai di atas dan tamunya Gus Baiquni," akunya

Manfaatkan Ramadan untuk Introspeksi Diri

   Setelah itu, buka bersama, dilanjutkan dengan kajian agama, seperti salat tasbih serta pahala ibadah yang dilakukan selama bulan puasa."Setelah itu langsung salat tarawih, disana," tuturnya.
   Selain itu, Suratni juga buka puasa bersama direksi dan para karyawan Rumah Sakit Jember Klinik sudah dilakukannya. Sehingga, waktu berbuka puasanya selalu dikelilingi oleh orang-orang terdekat."Kadang kalau tidak ada undangan, buka puasa dirumah," akunya.
   Saat di rumah, perempuan berkerudung tersebut mulai belajar musik. Hal ini lakukan agar memiliki keterampilan bermain musik."Kalau buka puasa, menu yang harus ada adalah tempe, tahu, dan sambal." akunya.
   Usai berbuka puasa dilanjutkan dengan salat magrib kemudian membaca Alquran. Membaca kitab suci umat muslim itu menjadi kegiatan wajib yang harus dilakukannya, minimal 100 ayat setiap hari. Bahkan, tak hanya waktu puasa, tetapi juga di bulan lainnya.
   Momentum Ramadan juga menjadi waktu untuk introspeksi diri bagi Suratini. Dirinya merasa banyak memiliki dosa, sehingga selalu berupaya berbuat baik dan beribadah. Bahkan, menjadi seorang direktur rumah sakit membuat dirinya khawatir.
   "Saya takut berlaku tidak adil pada karyawannya, apalagi di bulan Ramadan," ungkapnya. Sebab, menjadi pemimpin memilii risiko yang besar, kalau tidak adil, bisa ditanya malaikat. Untuk itulah, dia memanggil kepala divisi untuk menuliskan catatan pelayanan apa yang akan diberikan pada anggotanya.
   Seorang pemimpin sejatinya adalah pelayan bagi bawahannya. Sehingga Suratini mengajak kepala divisi yang ada di rumah sakit untuk memberikan pelayanan pada anggotanya."Ketika anggotanya ada kesulitan, dia harus bantu," tuturnya.
   Selain itu, dia juga ingin mengembangkan bakat para karyawan RS Jember Klinik. Hal itulah yang dilakukan sejak menjadi direktur. Sehingga para karyawannya bisa terus berkembang."Tantangnya harus memberikan layanan yang tidak dilakukan di lembaga lain," pungkasnya.(c1/hdi)
Sumber: Jawa Pos Radar Jember Sabtu, 10 Juni 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar