Ada Kalanya Pakai Metode Curhat untuk Dibahas Bareng
Ternyata di Masjid Muhammad Cheng Ho Kelurahan Sempusari Kaliwates ada Mualaf Center. Inilah wadah organisasi pembinaan bagi para mualaf. Yang menarik, tiap usai salat Jumat para Mualaf makan bersama sambil bercanda dan belajar tentang Islam.
NARTO,Jember
![]() |
METODE KHUSUS : Belajar Islam di Mualaf Center ini kadang menggunakan LCD proyektor ada kalanya membaca dan menerjemahkan kitab. |
WAKTU sudah hampir jam 13.00. Para jamaah yang ikut salat Jumat di Masjid Cheng Hoo, sudah banyak yang pulang kembali ke rumah masing-masing. Namun, masih ada sekitar 15 orang yang tetap duduk setia, di aula mini Masjid Cheng Hoo.
Ternyata, balasan orang ini merupakan mualaf dan pengurus Masjid Cheng Hoo. Dipandu oleh Muhammad Muslim, seorang penyuluh Agama Islam dari Kantor Kementerian Agama Jember, para mualaf ini setia mendengar bimbingan keagamaan.
"Beginilah cara kami belajar dan mengajar agama di sini. Teman-teman mualaf biasa menyebutkan dengan pendalaman agama," ujar Muhammad Muslim, ketua Pokjaluh Kantor Kemenag Jember, di sela-sela menyiapkan materi bimbingannya.
Tak seperti pembelajaran keagamaan di Pesantren atau Majelis Taklim lainnya, belajar agama Islam di Mualaf Center ini menggunakan cara yang khusus. Ada kalanya menggunakan LCD proyektor, ada kalanya membaca dan menerjemahkan kitab, ada kalanya dengan cara menerima curhat para mualaf untuk dibahas dan didiskusikan bersama.
Nyantai karena Yang Belajar Sama-sama Mualaf
Dalam beberapa kesempatan praktik salat dan wudhu selalu menjadi sesuai yang sangat menyenangkan bagi para mualaf."Kegiatan bimbingan ini menyesuaikan kebutuhan, tapi kami tetap memiliki desain materi yang kami siapkan untuk para mualaf. Walaupun metode curhat itu kadang-kadang dirasa lebih menyentuh. Karena berkenaan langsung dengan masalah yang dihadapi mereka," ujarnya.
Muslim menceritakan, suatu saat ada salah seorang jamaah dari komunitas Islam Tionghoa yang bertanya tentang bidah."Beliau bercerita, kalau baru saja didatangi oleh kelompok Islam tertentu tertentu ke rumahnya dan kemudian membidah-bidahkan kebiasaannya. Seperti tahlil dan lainnya. Lalu beliau bilang, kami ini sudah masuk Islam sekarang kok dibidahkan dan dikafirkan, terus gimana," paparnya, menirukan keluhan salah seorang jamaah.
Alhasil, Muslim harus menjelaskan panjang lebar soal bidah itu sendiri. "Tidak hanya itu teman dari jamaah Mualaf Center minta buku sebagai bahan bacaan," lanjutnya.
Mualaf Center adalah lembaga tempat belajar para mualaf yang didirikan di Masjid Cheng Hoo sejak setahun lalu. Lembaga ini berjalan dengan efektif untuk memberikan wawasan keimanan dan belajar fiqih bagi para mualaf."Ada kajian fiqih, ada kajian hadits, ada pembelajaran ngaji Alquran dengan metode tajdid. Ada banyak hal yang kita lakukan di masjid Ini," tandasnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua PITI Jember Go Chok Bien atau yang akrab dipanggil Edy Dermawan. Menurut Edy, berdirinya Mualaf Center ini memang diperuntukan para mualaf untuk belajar agama."Karena kita para mualaf ini kalau kumpul sesama mualaf lalu belajar agama merasa lebih enak. Kita tidak malu dan nyantai," tegasnya.
Laki-laki yang kerap dipanggil Laksamana Chok Bien ini juga mengatakan bahwa mualaf Center ini tidak hanya digunakan untuk para mualaf dari kalangan Tionghoa, melainkan juga untuk mualaf d luar Tionghoa.
"Lembaga ini bebas untuk siapa saja, kita sudah kerja sama dengan penyuluh Agama Islam dari Kantor Kemenag Jember, kita sudah kumpulkan data mualaf, dan nantik akan kita undang semua. Insya Allah dengan dengan belajar bersama akan merasa semakin enak," harapnya.
Menurut Chok Bien, Mualaf center sudah memiliki kepengurusan, koordinatornya adalah H Lukman."Bapak Haji Lukman ini sudah bergerak menjadi motor para mualaf untuk belajar bersama. Tidak hanya itu, di Mualaf Center ini juga sudah beberapa kali kita laksanakan ikrar mualaf, dan sebagai tanggung jawabnya, kita akan memberikan pendidikan agama bagi mereka. Mereka bisa belajar agama di sini," tegasnya.
Salah satu aktivis yang tidak kalah pentingnya di Masjid Cheng Hoo adalah Rachmad Budianto. Sosok penggerak aktivitas di Masjid Cheng Hoo adalah Rachmad Budianto. Sosok penggerak aktivitas di Masjid Cheng Hoo ini mengaku sangat bangga melihat perkembangan kegiatan keislaman di masjid yang masih seumur jagung ini.
"Njenengan tahu, masjid ini masih baru berdiri, tapi saya masih baru berdiri, tapi saya yakin aktivitasnya sangat luar biasa. Untuk itu saya bangga dengan masjid ini. Karena bisa memberikan manfaat bagi orang banyak," paparnya.
Aktivitas Masjid Cheng Hoo ini sangat kreatif dalam mengemas kegiatan untuk memakmurkan Masjid Cheng Hoo bersama para mualaf.
"Kita tidak hanya belajar agama, di tempat ini juga ada kegiatan olahraga bersama dilaksanakan di malam hari usai salat jamaah Isak," paparnya.
Dari pengamatan Jawa Pos Radar Jember, para mualaf yang aktif ikut pengajian yang diadakan Mualaf Center sangat guyup. Mereka seperti saudara sendiri, dengan ramah mereka berbincang banyak hal. Sesekali bahas bisnis, tetapi kebanyakan masalah tauhid. Mereka ke masjid Laksamana Cheng Hoo memang untuk memperdalam ilmu Agama Islam.
Mereka tampak saling berbagi pengalaman, berbagi ilmu tentang Agama Islam. Tentu dibarengi dengan penyukuh Agama Islam yang memiliki keilmuan yang baik. Jika ada yang perlu ditanyakan, para mualaf itu tanya langsung kepada penyuluh agama Islam dari Kantor Kemenag Jember yang hadir. Apalagi, sering kali pengajian itu menghadirkan ulama di Jember.(c1/hdi)
Sumber: Jawa Pos Radar Jember Sabtu, 13 Mei 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar