Awalnya Iseng untuk Dangdutan, Eh Cocol Ngiringi Senam
Berkesenian memang menyenangkan. Karena bisa mengihibur banyak orang. Karena bisa menghibur banyak orang. Namun siapa tahu, seni juga bisa jadi ajang kritik pemerintahan, meski dengan senam 14 gerakan.
RULLY EFENDY,Jember
![]() |
MUSISI LINTAS GENRE: Selain dangdut, Fathurrozi bikin grup patrol Bekoh Kerreng. Namanya melejit setelah menciptakan lagu Jember Bersatu (BJBJ). |
LOGAT bicaranya masih kental Madura. Meski kesehariannya dia selalu berusaha Jawa dengan istri dan anaknya. Membiasakan berbahasa Jawa dan Madura, bukan masalah bagi Fathurrozi. Bahkan baginya, bisa mendatangkan sebuah rezeki.
Rozi -sapaan akrabnya- dikenal sebagai seorang musisi dangdut khas Jemberan. Berani menyebut dangdut Jemberan, karena lirik lagu dangdut yang dinyanyikannya bukan terbatas pada bahasa Indonesia. Dia sering mengolaborasikan bahasa Madura dan Jawa, dalam lagu dangdut yang tentu dia aransemen ulang. Kemudian, ada masyarakat yang menyebutnya bahasa Jemberan.
Pria asal Desa Cangkring, Kecamatan Jenggawah, yang kini tinggal di Dusun Curah Tepas, Desa Mangaran, Kecamatan Ajung ini dikenal sebagai musisi lintas genre. Selain dangdut, dia rupanya getol membangun grup musik patrol yang diberinya nama Bekoh Kerreng. Musik gambus dan hadrah pun, juga menjadi garapannya.
Namun yang mulai membuatnya banyak diperbincangkan, karena lagu Jember lagu Jember Baru Jember Bersatu (JBJB), ciptaannya paling gres itu Lagu irama dangdut dengan kolaborasi gambus itu, kini dijadikan musik pengiring senam BJBJ."Sebenarnya bukan dibuat untuk senam. Tapi setelah jadi lagu, kok ya cocok untuk senam," akunya dengan nada heran.
Pernah Manggung di Taman Mini Indonesia Indah
Suami Nuri Riski Maulidiah itu sengaja menciptakan lagu JBJB setelah Faida dan Muqit, resmi dilantik menjadi Bupati dan Wabup Jember. Tujuannya, untuk mengingatkan yang bersangkutan pada 22 janji politik yang diumbar saat masa kampanye silam. Sehingga tidak heran, semua lirik di lagu JBJB berisi tentang janji politik untuk pemimpin Pemkab Jember.
Dia tidak mau memperdebatkan soal kadar 22 janji Faida - Muqit. Baginya, semua sepakat janji itu baik. Sebab faktanya, mayoritas masyarakat Jember telah memilihnya. Namun bagi bapak seorang anak itu, janji politik yang sudah diprogramkan dengan baik, tetap wajib dikawal untuk kebaikan bersama masyarakat Jember.
"Banyak cara yang dilakukan orang. Saya memilih cara dengan berkesenian," tuturnya.
Bagi Rozi, seni sudah mendarah daging. Maklum saja, almarhum ayahnya dikenal sebagai penggerak kesenian Janger di desanya. Sementara almarhumah ibunya, dikenal sebagai qariah andal. Sehingga tidak heran, sejak masih duduk di kelas 3 SD, bungsu sari tiga bersaudara itu sudah sering manggung keliling kampung."Saya juga pernah manggung di Taman Mini Indonesia Indah," akunya.
Karena kebisaannya itu, dia begitu mudah menciptakan lagu. Pun demikian saat dia mengarang lagu Jember Baru Jember Bersatu. Dia mengingat, lagu ciptaannya itu dirampungkan hanya dengan waktu seminggu. Selebihnya, dia manfaatkan untuk mengarang semen musiknya.
Semakin memacunya untuk belajar lagi, karena banyak orang meminta lagu JBJB dijadikan pengiring musik senam. Sehingga dia pun harus melakukan observasi, yang kemudian ditemukan 14 gerakan senam JBJB.
"Prosesnya sebulanan. Saya nilai cukup lama. Kerena saya harus banyak diskusi soal gerakannya," katanya.
Banyak tanya, memang harus dilakukan sebagai pencipta senam pemula. Namun rupanya, bermodal insting gerakan senam yang dia ciptakan, banyak orang yang mengaku cocok bahkan dinilai ampuh untuk menurunkan berat badan. Sampai akhirnya, beberapa instansi pemerintahan di Jember, mulai banyak yang mempraktikkan senam JBJB.
Kata Rozi, seni rupanya tidak hanya untuk aktualisasi hobi yang menghibur orang lain. Melainkan, juga bisa dijadikan saluran kritik konstruktif untuk pemerintah. Selain itu, juga bisa bermanfaat untuk kesehatan banyak orang.(rul/c1/hdi)
Sumber: Jawa Pos Radar Jember Jum'at, 12 Mei 2017
kalau boleh saya beri masukan kenapa lirik lagu jbjb tidak di sertakanjuga.
BalasHapus