Selasa, 12 September 2017

Tiga Sekawan Yang Menciptakan Aplikasi WaR dan e-Siskamling

Belajar Otodidak dari Googling dan Komunitas Online

   E-siskamling yang dipakai Polres Jember resmi di-launching oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin di Polres Jember, sebulan lalu. Siapa sangka, mobile application E-Siskamling berbasis aplikasi android sebagai instrumen pelayanan cepat dan akurat ke warga itu, diciptakan tiga pemuda kreatif.
                                                             
KHAWAS AUSKARNI,Jember
                                                             


PENUH KREATIVITAS: (dari kanan) Rofianto, Victor, dan Roni. Merekalah yang menciptakan
aplikasi andrid pengaduan masyarakat, WAR da E-Siskamling, yang dipakai Polres Jember.
   JAWA Pos Radar Jember mengawali perjumpaan dengan tiga perancang aplikasi e-Siskamling Jumat (28/4) malam, di salah satu warung kopi Jalan Kalimantan. Rofianto, Imam Sahroni (Roni), dan Victor yang semuanya belum genap 30 tahun memiliki latar belakang profesi yang berbeda. Ada yang karyawan swasta, programmer tulen, dan staf pada salah satu perguruan tinggi di Jember.
   Mereka menceritaka, bikin aplikasi keamanan seperti itu bukan kali baginya. Karena beberapa kali dipercaya pihak kepolisian guna menciptakan aplikasi serupa.
   Keterlibatan mereka terhitung sejak dipamerkannya aplikasi WaR (We are Ready) pada 2015 lalu. Merekalah yang mendisain dan merancangnya atas permintaan Kapolres Jember saat itu (AKBP Sabilul Alif).
   "Awalnya, pihak Polres menghubungi salah seorang dosen IT di tempat kami kuliah dulu untuk minta rekomendasi, siapa-siapa yang bisa diajak kerjasama untuk membikin aplikasi seperti itu. Akhirnya, kami bertigalah yang direkomendasikan," tutur Rofianto, satu dari tiga pencipta WaR dan e-Siskamling.

                           Tawarkan Ide Aplikasi Khusus untuk Pemkab

   Munculnya WaR ternyata ikut membawa nama mereka lebih dikenal di kalangan kepolisian. Pada perjalanannya, bukan cuma Polres Jember yang memintanya dibuatkan aplikasi pelaporan mobile seperti itu. Karena ada sekitar delapan polres dan dua polda di sejumlah daerah yang pernah memakai jasa mereka.
   Perangkat serupa hasil bikinan mereka, yang sejatinya merupakan modifikasi dari WaR, diantaranya, PAS (Police Aplication Sistem) yang dipakai Polres Cianjur. Lalu ada WaR Wonogiri, yang dipakai oleh Polres Wonogiri. Kemudian Laskar Jombang, yang dipakai oleh Polres Jombang. Dari kerja kerasnya, tiga pemuda itu sempat mendulang upah hingga Rp 50 juta dari aplikasi hasil ciptaanya.
   Jika aplikasi-aplikasi PAS, WaR, dan yang lainnya berasal dari prototype yang sama. Beda halnya dengan e-Siskamling yang baru saa mereka rampungkan. Aplikasi android yang rencananya bakal di-launching secara besar-besaran oleh Polres Jember pada 7 Mei nanti praktis melewati tahap pembuatan rangkaian yang berbeda. Pasalnya, dari segi prinsip kerja saja sudah berbeda.
   Jika WaR bekerja secara terpusat dari informasi kiriman warga yang lantas diterima oleh administrator WaR yang ada di polres, e-Siskamling hanya bisa diakses oleh petugas siskampling yang namanya teregistrasi oleh pihak Babinkamtibmas masing-masing desa. Nantinya, informasinya yang disampaikan oleh petugas Siskamling langsung diterima oleh Babinkamtibmas, sehingga bisa memangkas jarak.
   Konon, Kapolres Jember saat inilah (AKBP Kusworo Wobowo) yang memberi nama e-Siskamling pada aplikasi anyar itu."Disinilah prinsip cepat dan tepatnya. Serta akurat karena petugas Siskamling yang ternyata iseng, identitasnya bisa terlacak oleh Babinkamtibmas yang membawahi wilayah tersebut," kata Victor, salah seorang anggota tim lainnya.
   Jauh sebelum itu, perkenalan mereka dengan teknologi android mobile aplication dimulai sejak 2013 silam. Teknologi yang datangnya ke pasar belum terlampau lama itu mereka pelajari secara autodidak, lantaran belum masuk materi perkuliahan.
   Melalui komunitas Cell Studio, yang terdiri dari para penghobi teknologi informasi di Jember, mereka saling bertukar pengalaman. Bisa dibilang, mulanya, dalam komunitas itu, tidak ada satu orangpun yang dikatakan pakar dalam mencipta aplikasi android.
   Masing-masing belajar secara autodidak, dengan mengandalkan tips yang bisa dengan mudah diakses dengan googling. Juga, lewat komunitas online, berupa grup facebook, yang mereka temui.
   Secara umum, aplikasi android apapun bentuknya, melewati tiga tahapan dalam proses pembuatan. Yang pertama, tahap analisis permasalahan. Disini, tim berusaha menerjemahkan permintaan yang dimaksud oleh klien. Hasil terjemahannya lantas dimanifestasikan dalam bentuk gambar sketsa, mereka kerap memanfaatkan white board dalam hal ini.
   Adalah Rofianto yang dipercaya tim untuk menyelesaikan dua tahapan tersebut. Setelah itu, barulah diterjemahkan dalam rupa bahasa komputer oleh Roni. Hingga tahap itu, aplikasi masih dalam status beta atau testing.
   Lantas akan menjadi aplikasi paripurna setelah dilakukan perbaikan-perbaikan. Aplikasi android butuh banyak perbaikan mengingat tidak seragamnya teknologi yang dipakai oleh masing-masing pabrikan. Sehingga, saat sebuah aplikasi bisa berjalan mulus di salah satu merek android, belum tentu hal yang sama akan berlaku pada merek android lain.
   Berbekal keahlian dibidang teknologi informasi, mereka menyimpan mimpi bisa berperan pada kemajuan Kabupaten Jember. WaR dan e-Siskamling adalah dua perwujudannya. Sehingga, kendati mengakui jika jasa mereka tidak gratis, tapi ketiganya enggan jika disebut murni komersial.
   "Tarif yang kami terima hasil konsensus kedua belah pihak. Bukan murni kami yang mematok. Karena ada motif kerjasama di situ," imbuh mereka.
   Ke depan, mereka berencana akan masuk ke SKPD-SKPD di Kabupaten Jember untuk menawarkan ide. Seperti aplikasi Pantau yang saat ini tengah digarap.
   Dengan aplikasi ini warga bisa manyampaikan keluhan mereka yang langsung bisa tertuju kepada dinas terkait. Misalnya, ketika belakangan banyak jalan rusak, warga kerap mempostingnya di facebook, namun sifatna tidak terarah, atau tertuju langsung pada dinas yang membidangi.
   "Melalui Pantau, jika mereka mengeluhkan perihal jalan rusah, maka postingan tulisan mereka bisa langsung sampai ke Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air," pungkas Rofianto.(was/hdi)
Sumber: Jawa Pos Radar Jember Minggu, 30 April 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar